Sabtu, 24 Oktober 2009

Puing Puing Kota di Bawah Laut



Sebuah peradaban dari zaman dahulu sangat menarik untuk di teliti dan diperbincangkan, termasuk juga perdaban dari sebuah kota yang sekarang tinggal menjadi puing puing saja di dasar laut terdalam.. kota kota tersebut memiliki sejarah panjang dan sempat berjaya.. yang akhirnya terpendam dan tinggal menjadi Puing Puing Kota di Bawah Laut.. apa saja kota yang di maksud dan bagaimana kisahnya?? temukan jawabannya di bawah ini

Alexandria, egypt



Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander the Great, terbentang apa yg dipercayai sebagai puing2 kamar/ruangan kebesaran Cleopatra.Dipercaya i bahwa gempa besar sekitar 1500thn yg lalu yg menyebabkan tempat ini tenggelam di dalam laut bersama2 peninggalan2 bersejarah, patung2 dan bagian2 lain dari istana Cleopatra

Bay of Cambay, India:




Beberapa thn yg lalu ditemukan sebuah kota berumur lebih dari 9500 thn.Lebih penting lagi penemuan ini lebih tua 5000thn dari apa yg pernah ditemukan didaerah ini, memaksa para ahli sejarah untuk mengevaluasi kembali pengertian mereka ttg sejarah kebudayaan di daerah itu. Penemuan ini dinamakan Dwarka atau Kota Emas, yg dinamakan menurut kota tua dalam laut yg dimiliki dewa Khrisna

Kwan Phayao, Thailand:



Sebetulnya candi berumur 500thn yg berada di dasar danau Phayao tidak aneh.Tetapi yg aneh adalah bahwa danau tsb baru dibuat dengan sengaja 70 thn yg lalu.

Yonaguni-Jima, Japan:



Ditemukan oleh seorang pemandu tur selam krg lbh 20thn yg lalu.Byk kontroversi tentang piramid misterius yg ditemukan lepas pantai jepang.Bangunan ini terlihat seperti dipahat dari lempengan batu menggunakan peralatan yg diduga tdk/blm ada pada jaman dahulu di area ini.

Tanjung Karang - Pesona Laut di Donggala




Tanjung karang adalah sebuah lokasi wisata pantai yang terletak di donggala, sekitar 30km dari kota palu sulawesi tengah.. di sana anda bisa menikmati indahnya pantai pasir putih dan juga air laut yang amat sangat jernih.. sehingga anda pun bisa melirik ke dasar laut.. dan juga cocok untuk snorkeling. tepatnya pertengahan bulan maret ini, penulis baru saja berwisata menikmati keindahan alam lautan di donggala..

Tempat ini cocok menjadi tujuan wisata anda, disana juga disediakan beberapa cottage dan pondok pondok untuk menemani anda bermalam dipantai yang indah.. jangan salah lo disini juga banyak bule nya.. jadi tidak hanya di bali saja.. hehehe

Walaupun lokasi ini belum begitu terkenal luas dan tidak sepopuler pantai kuta, namun tempat ini sungguh memiliki potensi yang besar untuk memajukan dunia pariwisata indonesia.. sebagai tempat tujuan wisata bahari yang sangat indah.. di sini anda bisa berenang di lautan biru yang bersih ( tidak seperti di ancol yang kini lebih mirip dengan kali penuh sampah ketimbang tempat wisata) anda pun juga bisa bersnorkeling ataupun menyelam menikmati keindahan biota bawah laut. ataupun sekedar naik perahu di semenanjungpantai hingga menuju ke dermaga donggala.. tarifnya pun tidak mahal kok.. hanya sekitar 20rb sekali jalan untuk kapasitas 10 orang..

Sebagai salah satu tujuan wisata, tempat ini sangat mudah terjangkau dari kota palu, dengan perjalanan sekitar 45 menit anda akan tiba dipantai ini.. namun sebaiknya anda datang ke sini di saat sore hari saat matahari terbenam untuk menikmati Tanda Tanda Kebesaran Allah SWT.










Sepulang dari menikmati keindahan tanjung karang, anda bisa mampir di kota tua donggala untuk berwisata atau juga anda bisa mencari pasar ikan untuk berbelanja ikan ikanyang segar ataupun sekedar makan makan.. Oh iya disana juga terdapat sebuah restoran di tengah laut.. untuk menuju kesana anda harus menaiki speed boat.. Asik kan??

Semoga suatu saat keindahan alam Donggala dan juga Sulawesi tengah dapat mengangkat dunia pariwisata indonesia.. Tidak ada salahnya kan untuk berwisata kepantai ini??

Kader Pelopor Pelestari Laut Nusantara

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau. Dengan daratan sekitar 2 juta km persegi atau sepertiga luas laut yang mencapai hampir 6 juta km persegi. Dengan garis pantai terpanjang kedua (sekitar 81.000 km) di dunia setelah Kanada.

Seiring digelarnya WOC (World Ocean Conference) dan CTI (Coral Reef Triangle Initiative) di Manado pada tanggal 11-15 Mei 2009, diikuti setidaknya 4900 peserta dari dalam dan luar negeri serta perwakilan dari 121 negara, Indonesia dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting selaku posisinya sebagai tuan rumah, Indonesia hendaknya memainkan peranan lebih besar terutama dalam hal membahas beberapa isu sentral di bidang kelautan, yang terkait dengan masalah lingkungan laut, terutama adalah masalah ancaman pemanasan global dan perubahan iklim.

World Ocean Conference (WOC) merupakan pertemuan tingkat tinggi kepala pemerintahan yang memiliki wilayah laut dan pantai atau menjadi bagian dari komunitas kelautan dunia, yang diadakan untuk membahas masalah-masalah kompleks yang berkaitan dengan dunia kelautan internasional, seperti penurunan secara kualitatif dan kuantitatif sumberdaya kelautan dan perikanan, antara lain, terjadi penangkapan yang berlebihan, pencemaran laut dan global warning, laut sebagai harapan masa depan yang diterima secara absolut untuk menunjang masa depan (perubahan paradigma), dan kecenderungan terjadinya masalah geopolitik yang bersumber dari laut.

Hadirnya WOC di Manado diharapkan sebagai momentum kebangkitan negara-negara kepulauan dan pantai di seluruh dunia dengan dirumuskannya kebijakan yang memberikan harapan baru terhadap pembangunan, pengembangan kelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya kelautan, dan revitalisasi konsep pembangunan kelautan di seluruh dunia. Indonesia dalam hal ini berhak mengupayakan kepentingan strategis jangka panjang sehingga memperjelas peranan Indonesia dalam kancah kebijakan kelautan perikanan dunia yang menguntungkan bagi kelangsungan dan kelestarian sumberdaya lautnya, WOC merupakan peluang emas bagi Indonesia selaku tuan rumah untuk secara lebih utuh dan menyeluruh memperjuangkan kepentingan nasionalisme, politik, dan pertahanan keamanan, melalui upaya diplomasi luar negeri.

Terlebih setelah direvisinya panjang garis pantai Indonesia oleh PBB pada tahun 2008 lalu yang semula 81.000 km menjadi 95.181 kilometer, makin memperkuat eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara maritim besar di dunia, yang memiliki garis pantai terpanjang keempat setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia, tapi dalam rangka perumusan kebijakan internasional posisi Indonesia belumlah cukup berperan, terbukti walaupun Indonesia ikut membidangi kelahiran World Trade Organization (WTO) pada tahun 1993, posisi negara-negara berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami kemunduran karena akhirnya menerima liberalisasi lebih luas di sektor kelautan dan perikanan yang dicanangkan WTO, sehingga, eksploitasi sumberdaya perikanan untuk kebutuhan ekspor ini mengabaikan ancaman krisis ikan nasional maupun global, dan sangat kontraproduktif dengan kebutuhan dasar nelayan tradisional kita yang hidup di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dalam hal pemenuhan hak mereka terhadap akses dan kontrol sumberdaya pesisir dan laut, menuju kesejahteraan mayarakat yang lebih baik. Inilah yang menjadi keironisan indonesia, dengan potensi yang sebesar itu, yang seharusnya juga dapat menjadi pencaharian vital terutama yang dipesisir.

Maka dari itu, penguatan potensi kelautan diindonesia ini merupakan tugas berat, minimal bahwa mesti ada pertanggung jawaban dari hasil konfrensi yang sanagt besar itu.

Mari kita melihat konsep diselenggarakannya WOC ,yaitu memfokuskan pembahasan pada agenda-agenda kelautan yakni ; pertama, Tata kelola kelautan (Ocean governance). Kedua , Pengelolaan lingkungan laut berkelanjutan (Ocean environment and sustainability). Dan ketiga, Mitigasi Bencana laut (ocean disaster mitigation) dan laut sebagai harapan masa depan (Ocean as the next Frontier).

Namun sayangnya, pekerjaan besar untuk merubah paradigma pembangunan yang berorientasi ke laut ini seolah-olah hanya dibebankan kepada satu departemen, yakni Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Tentu saja kita perlu mengawal DKP dalam mengintegrasikan program pembangunan infrastruktur kelautan dengan azas kebersamaan.

Minggu, 11 Oktober 2009


merupakan salah satu pemandangan yang terdapat di pulau BALI tepatnya di bedugul